KEUTAMAAN PUASA
1. Dalil :
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan
satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh
ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu
untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan
syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.' Orang yang berpuasa mendapatkan
dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan
ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa
lebih harum daripada aroma kesturi."
2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri)
kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada
Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini -yang
selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah ber-taqarrub
kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam
segala hal, seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap
orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya. Untuk
itu, Nabi bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan
dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari
makan dan minum." (HR. Al-Bukhari).
Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna ber-taqarrub
kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali
setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang
haram.
Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian
ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah,
ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub
dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya
dalam shalat malam dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya.
Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar
kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada
siang dan malam harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan
berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan
sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi
makan dan bersyukur.
3. Syarat mendapat pahala puasa :
Di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan
yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk
orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan
apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.
Orang berpuasa yang berjihad :
Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan
dua jihad, yaitu :
Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
"Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya
dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala yang
tak terhitung." Lihat Lathaa'iful Ma 'arif, oleh Ibnu Rajab, him.
163,165 dan 183.
KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN
BULAN RAMADHAN
1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam
Islam. Firman Allah Ta'ala :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa. "(Al-Baqarah : 183).
Sabda Nabi :
"Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat
tiada sembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan
pergi hajike Baitul Haram. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting
untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan
dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat.
Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari
amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan
oleh Nabi:
"Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya.
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan
ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya.
Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma
kesturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Dan sabda Nabi :
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan,
harus ada dua syarat berikut ini:
Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.
Mengharap pahala karenanya di sisi Allah Ta 'ala.
2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an sebagai
petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang
petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil.
3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih,
yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak
Nabi, para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi:
"Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih)
.
4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam
mulia), yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau
sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit
dibukakan, do'a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada
tahun itu ditentukan. Sabda Nabi :
"Barangsiapa mendirikan shalatpada Lailatul
Qadar karena iman dan mengharap pahala, dari Allah niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir,
dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di
malam-malam lainnya. Karena itu, seyogianya seorang muslim yang
senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan
kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada
setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca
Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati,
dan mengabulkan do'a kita.
5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu
Perang Badar, yang pada keesokan harinya Allah membedakan antara
yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin
serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.
6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota
Makkah Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga
masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong
dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan)
yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.
7. Pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu
Neraka ditutup dan para setan diikat.
Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat
dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan
ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal
shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya
dan beruntung.
Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang –semoga
Allah menunjukinya- mungkin berpuasa tetapi tidak shalat, atau
hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini tidak
berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah
sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya.
Sabda Nabi :
"Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad, siapa
yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan
ia tidak mendapat ampunan, maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga
Allah menjauhkannya. Katakan: Amin!. Aku pun mengatakan: Amin.
" (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya) "'
Lihat kitab An Nasha i'hud Diniyyah, him. 37-39.
Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan
dipergunakan untuk berbagai amal kebaikan, seperti shalat, sedekah,
membaca Al-Qur'an, dzikir, do'a dan istighfar. Ramadhan adalah
kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah, untuk membersihkan
hati mereka dari kerusakan.
Juga wajib menjaga anggota badan dari segala
dosa, seperti berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar
yang haram, minum dan makan yang haram agar puasanya menjadi bersih
dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan
pembebasan dari api Neraka.
Tentang keutamaan Ramadhan,
bersabda:
'"Aku melihat seorang laki-laki dari umatku
terengah-engah kehausan, maka datanglah kepadanya puasa bulan
Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang " (HR. At-Tirmidzi,
Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dan hadits
ini hasan).
"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke shalat
Jum 'at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan
dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan.
" (HR.Muslim).
Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan
dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa
besar, yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan
siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci
kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan
riba, mengambil risywah (uang suap), bersaksi palsu, memutuskan
perkara dengan selain hukum Allah.
Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan
keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu
dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur'anul Karim, serta
adanya Lailatul Qadar -yang merupakan malam yang lebih balk daripada
seribu bulan- di dalamnya, niscaya itu sudah cukup, Semoga Allah
melimpahkan taufik-Nya. Lihat kitab Kalimaat Mukhtaarah, hlm.
74 - 76.
Sumber : Dari Berbagai Media Islam
|